Sementara jika sepeda motor sering dipinjam oleh orang lain. Tentunya data peminjam harus dimasukkan ke dalam sistem. Namun jika dalam kondisi mendadak, ada saklar yang dipasang di tempat tersembunyi dari sepeda motor. Saklar itu akan menonaktifkan kerja alat S2-HK.
Saat ini, SMKN 1 Ngawen masih mengembangkan alat tersebut agar lebih murah dan bisa diaplikasikan secara luas oleh masyarakat.
"Untuk pembuatan alat uji coba ini kami membutuhkan biaya Rp800 ribuan. Tetapi jika sudah diproduksi massal kemungkinan akan murah. Kami pun sedang menyiapkan generasi kedua dengan komponen yang lebih ringkas," cetus Heru.
Untuk melindungi hak cipta, pihaknya tengah memproses hak paten di Kementerian Hukum dan HAM.
(Anton Suhartono)