NASA melakukan riset pada 1970 namun menyerah karena energi yang dihasilkannya begitu lemah. Namun temuan itu dikembangkan lagi oleh NanoFlowcell. Chief Technical Officer (CTO) NanoFlowcell Nunzio Ia Vecchia penasaran untuk bisa menyempurnakan temuan ini. Setelah 16 tahun melakukan pendalaman, ia mampu menemukan terobosan energi listrik dari air garam yang tenaganya mampu mengalahkan baterai lithium ion.
Sayang, Vecchia enggan mengungkap temuannya karena proses patennya masih ditangguhkan. Namun ia sedikit memberikan bocoran.
Setiap bi-Ion mengandung muatan positif dan negatif. Mobil memompa cairan-cairan itu melalui membran dan bertemu di satu titik dan menghasilkan energi listrik. Cairan garam yang sudah bertemu itu lalu menguap dan menghilang di udara. Meski demikian cairan itu sudah tidak berbahaya lagi. Kelamaan cairan dalam tangki akan habis. Tangki dapat diisi lagi dengan cairan garam demikian selanjutnya. Keuntungannya, air garam mudah sekali diproduksi dan banyak tersedia. Namun tidak sembarang air garam, ada formulasinya yang dirahasiakan oleh NanoFlowcell.
NanoFlowcell masih terus mengembangkan produk-produknya. Namun ditegaskan Vecchia, perusahaannya bukan produsen mobil melainkan bergerak di bidang teknologi. Mobi-mobil yang pernah dibuatnya, Quantino maupun Quant e-Sportlimousine tidak akan dijual . Namun NanoFlowcell sudah melakukan pembicaraan dengan perusahaan automotif besar untuk menjajaki penjualan teknologi ini pada 2017.
(Anton Suhartono)