Sejarah tersebut menggeser sedikit makna blue moon karena fenomena tersebut benar-benar terjadi meski sangat amat jarang pada pertengahan abad ke-19. Arti bulan biru berubah menjadi momen yang ‘bisa terjadi meski sangat jarang’ dan digunakan hingga saat ini.
Momen yang dimaksud adalah bulan purnama keempat dalam satu musim. Satu musim umumnya berlangsung selama tiga bulan di negara-negara dengan empat musim sehingga ini adalah momen yang masih langka. Namun, makna ini akhirnya kembali sedikit bergeser dalam penggunaannya saat ini.
Pada 1988, bulan purnama kedua pada Mei dikabarkan stasiun radio dan koran-koran Amerika Utara sebagai bulan biru. Pemberitaan itu mengundang perhatian media internasional. Sejak saat itu banyak restoran dan pagelaran seni yang ikut mempopulerkan istilah blue moon.
Istilah blue moon akhirnya digunakan untuk menyebut bulan kedua di dalam satu bulan kalender masehi dalam ilmu astronomi. Fenomena ini umumnya terjadi 1-3 tahun sekali. Setelah nanti malam, Anda baru akan bisa menyaksikan blue moon pada 31 Januari 2018.
(Kemas Irawan Nurrachman)