Akses China terhadap chip AI canggih, terutama yang diproduksi oleh Nvidia — perusahaan paling berharga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar — tetap menjadi titik api dalam persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat, karena kedua negara bersaing untuk mendapatkan supremasi dalam komputasi mutakhir dan kecerdasan buatan.
Dalam konferensi pengembang bulan lalu, Huang mengatakan bahwa Nvidia menginginkan Amerika Serikat yang keluar sebagai pemenang dalam perlombaan ini. Namun, Nvidia juga membutuhkan pengembang China.
"Kami ingin dunia dibangun di atas tumpukan teknologi Amerika. Tentu saja. Namun, kami juga perlu berada di China untuk memenangkan pengembang mereka. Kebijakan yang menyebabkan Amerika kehilangan separuh pengembang AI dunia tidak menguntungkan dalam jangka panjang, justru lebih merugikan kami," tambahnya.