JAKARTA – Seiring penggunaan kecerdasan buatan atau AI yang semakin luas, isu mengenai teknologi ini juga semakin banyak dibicarakan. AI tidak hanya memberikan kemudahan dan kemajuan besar, tetapi juga memiliki potensi mengancam kehidupan manusia.
Kini, ratusan tokoh dunia, mulai dari ilmuwan, mantan petinggi militer, seniman, hingga anggota keluarga kerajaan, menandatangani pernyataan yang menyerukan pelarangan pengembangan AI super, atau yang dikenal dengan superintelligence.
Surat pernyataan tersebut, yang diinisiasi oleh Future of Life Institute (FLI), menyatakan larangan ini tidak boleh dicabut sebelum ada konsensus ilmiah yang luas bahwa pengembangan superintelligence dapat dijalankan dengan aman dan terkendali.
Pernyataan ini digagas oleh sekelompok peneliti AI yang prihatin dengan pesatnya kemajuan teknologi. Lebih dari 800 tokoh ternama telah menandatangani dokumen tersebut, termasuk pakar AI Geoffrey Hinton, serta Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Seruan ini menambah daftar panjang desakan untuk memperlambat laju pengembangan AI, di tengah kekhawatiran teknologi ini dapat mengubah struktur ekonomi dan budaya global.