JAKARTA - YouTube Music tengah menguji coba host musik kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Host AI itu menyediakan cerita relevan, trivia penggemar, dan komentar.
Langkah YouTube Music ini 2 tahun setelah Spotify meluncurkan DJ AI. DJ AI menyajikan pilihan musik kurasi beserta komentar lisan bertenaga AI tentang lagu dan artis yang disukai pengguna.
Fitur baru YouTube Music ini dibangun berdasarkan eksperimen yang sedang berlangsung dengan AI percakapan. Pada Juli, layanan ini meluncurkan fitur radio percakapan AI yang memungkinkan pengguna membuat stasiun radio khusus dengan mendeskripsikan apa yang ingin mereka dengar.
Host AI baru YouTube Music saat ini sedang diuji melalui YouTube Labs. YouTube Labs merupakan pusat baru platform tersebut untuk eksperimen AI.
"Sebuah inisiatif baru yang didedikasikan untuk mengeksplorasi potensi AI di YouTube," demikian pernyataan YouTube Labs, melansir Tech Crunch, Sabtu (27/9/2025).
YouTube Labs mirip dengan Google Labs. Ini merupakan divisi eksperimental Google yang memungkinkan pengguna menguji produk AI tahap awal dan memberikan umpan balik.
YouTube Labs terbuka untuk semua pengguna YouTube. Pengguna tidak memerlukan keanggotaan Premium untuk mendaftar.
Namun, perusahaan mencatat, hanya sejumlah kecil peserta yang berbasis di AS yang akan diberikan akses ke program eksperimental ini.
YouTube Labs baru-baru ini telah menerapkan fitur AI di YouTube.
Awal bulan ini, perusahaan merilis serangkaian fitur AI untuk kreator, termasuk alat GenAI untuk pembuatan Shorts. Beberapa bulan yang lalu, YouTube meluncurkan carousel hasil pencarian bertenaga AI yang mirip dengan Google AI Overviews dan memperluas akses ke alat AI percakapannya. Hal ini untuk membantu pengguna menemukan lebih banyak informasi, menerima rekomendasi konten, dan mendapatkan ringkasan video.
Meskipun merangkul fitur AI, YouTube juga menindak konten AI yang tidak autentik. Platform ini baru-baru ini memperbarui kebijakannya untuk menindak kemampuan kreator menghasilkan pendapatan dari konten "tidak autentik". Ini termasuk video yang diproduksi massal dan jenis konten berulang lainnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)