JAKARTA – Tim peneliti di China melaporkan terobosan dalam teknologi baterai lithium yang diklaim dapat secara nyata memberikan peningkatan pada kendaraan listrik (EV). Tim tersebut juga mengklaim telah mengembangkan baterai dengan kepadatan energi lebih dari 600 watt-jam per kilogram, sekitar dua kali lipat sel tercanggih Tesla, yang rata-rata sekitar 300 Wh/kg.
Jika faktor-faktor penting dalam meningkatkan adopsi mobil listrik global ditangani, kemajuan tersebut akan meningkat, seperti memperluas jangkauan berkendara, mengurangi kebutuhan pengisian daya, dan meningkatkan fitur keselamatan.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Nature, penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Tianjin. Mereka mengembangkan elektrolit baru yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan pada baterai litium-ion konvensional.
Umumnya, elektrolit cair menjadi tersumbat karena ion-ion membentuk struktur kaku dan mengurangi kinerja serta stabilitas. Elektrolit yang diremodel ulang oleh tim ini memiliki struktur yang tidak teratur secara signifikan sehingga memungkinkan ion bergerak lebih bebas dan menghasilkan efisiensi keseluruhan yang lebih baik.
Dalam uji laboratorium, prototipe mencapai 604,2 Wh/kg dengan tetap stabil selama lebih dari 100 siklus pengisian daya. Lebih lanjut, elektrolit menunjukkan toleransi yang luar biasa terhadap kondisi ekstrem seperti kontak dengan api dan dapat digunakan pada suhu -60°C tanpa membeku. Para peneliti menyebutkan bahwa sifat-sifat ini pada akhirnya dapat menghasilkan baterai yang lebih aman dan lebih fleksibel dalam periode perkiraan dibandingkan dengan yang kita miliki saat ini, demikian dilansir Gadgets 360.
Namun, para ahli menyatakan bahwa pekerjaan ini masih dalam tahap pembuktian konsep. Meskipun desainnya harus diuji dalam kondisi berkendara di dunia nyata, percepatan produksi mungkin akan menjadi tantangan berat. Penilaian independen merupakan aspek penting untuk menentukan apakah kinerja dan keselamatan yang sama dapat dipastikan di luar lingkungan laboratorium yang terkontrol.
Para peneliti yakin dampaknya dapat melampaui mobil listrik, jika pengembangannya dapat dikomersialkan. Baterai yang lebih aman, lebih ringan, dan lebih tahan lama akan mentransformasi elektronik konsumen dan penyimpanan energi untuk jaringan listrik terbarukan serta menawarkan lompatan signifikan dalam efisiensi. Para ahli menyatakan bahwa pengembangan tersebut dapat menjadi titik balik dalam transisi global menuju teknologi yang lebih bersih.
(Rahman Asmardika)