Untuk tahun fiskal yang sedang berjalan, Nissan tidak mengumumkan perkiraan pendapatan atau kerugian yang akan didapatkan. Hal itu karena produsen tersebut masih memikirkan strategi dalam menghadapi perang tarif yang digencarkan Amerika Serikat.
Selain itu, masalah internal perusahaan belum benar-benar pulih setelah pemimpinnya, Carlos Ghosn, ditahan kepolisian Jepang, pada 2018. Ia dituding menyalahgunakan aset perusahaan dan tidak melaporkan pendapatannya ke pemerintah.
Sejak saat itu, Nissan perlahan mulai jatuh. Gelombang PHK terus terjadi. Nissam berencana penutupan tujuh dari 17 pabrik perakitan mobilnya saat ini. Nissan juga akan memangkas 20 ribu pekerja di seluruh dunia.
(Erha Aprili Ramadhoni)