Gletser Mencair Ungkap Jasad Pendaki Bertato dari 5 Ribu Tahun Lalu

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Rabu 02 April 2025 16:54 WIB
Sosok Otzi jasad dari 5 ribu tahun lalu dihadirkan kembali ilmuwan (Via BBC)
Share :

Peralatan Kuno Berteknologi Tinggi

Sambil berdiri di depan etalase dengan topi bulu beruang milik Ötzi Evelyn Egger, seorang arkeolog di Museum Arkeologi South Tyrol, menjelaskan bahwa lembaga tersebut telah memperluas ruangnya untuk menampung penemuan-penemuan baru.

"Peneliti terus mendapat penemuan-penemuan baru," kata Egger.

Misalnya, tentang kecenderungan genetik Ötzi terhadap obesitas, diabetes, dan kebotakan, yang sebagian diimbangi oleh gaya hidupnya yang sehat.

Analisis serbuk sari dan serpihan lumut dalam sistem pencernaan Ötzi, serta pada pakaian dan peralatannya, bahkan memungkinkan para peneliti untuk merekonstruksi perjalanan terakhirnya. Itu karena tanaman-tanaman tersebut tumbuh pada ketinggian yang berbeda dan di sisi pegunungan yang berbeda.

Selama sekitar 33 jam terakhir hidupnya, dia berjalan ke utara dari atas dekat barisan pepohonan, pada ketinggian 2.300 meter, lalu kembali ke hutan, melalui ngarai, dan kembali naik ke atas hingga ketinggian 3.000 meter.

Penelitian lain menunjukkan bahwa perjalanan Ötzi yang tergesa-gesa mungkin terkait dengan penyebab kematiannya.

Beberapa hari sebelum meninggal, dia menderita luka tusuk di tangan kanannya, dan sesaat sebelum meninggal, dia mendapat pukulan di punggungnya.

Perlengkapan mewahnya menunjukkan bahwa dia mungkin seorang pemimpin, yang mungkin terlibat dalam perebutan kekuasaan.

Kapak tembaga milik Ötzi dibuat dengan tembaga yang diimpor dari Tuscany yang kini menjadi wilayah Italia. Kapak serupa digambarkan pada ukiran batu dan ditemukan di makam-makam dari masa itu. Kapak ini merupakan simpol status tinggi.

Topi bulu beruang, pakaian, dan serangkaian peralatannya dibuat dengan keterampilan tinggi.

Saat berjalan di samping pakaian dan barang-barang Ötzi yang diletakkan di etalase museum, Egger berhenti dan menatap mantelnya, yang terbuat dari potongan-potongan bulu kambing dan domba hitam dan cokelat.

"Hangat dan panjang, dan juga dibuat dengan sangat hati-hati. Tidak hanya fungsional, tetapi juga indah," katanya

Putzer menunjukkan desain sepatu Ötzi yang canggih.

"Ötzi mengenakan sepatu yang benar-benar cocok untuk pegunungan tinggi, dengan sol yang sangat kuat dan mencengkeram yang terbuat dari kulit beruang, dan diisi dengan jerami untuk menghangatkan tubuh."

Bagian atasnya terbuat dari kulit rusa yang lentur. Menurut Putzer, alas kaki yang kokoh ini sangat berbeda dari alas kaki yang lebih ringan yang ditemukan di masyarakat dataran rendah pada masa itu di tempat-tempat seperti permukiman tepi danau Alpen, yang dikenal sebagai rumah panggung.

"Sepatu dari danau-danau itu pada dasarnya adalah sandal. Bahkan saat ini, hanya wisatawan yang mengenakan sandal seperti itu di pegunungan ini," katanya.

Desain perlengkapan Alpen lainnya seperti sepatu salju dan kereta luncur juga tetap sama selama ratusan bahkan ribuan tahun, karena memang berfungsi.

"Bahkan saat itu, mereka tahu apa yang mereka butuhkan untuk melintasi punggung pegunungan Alpen ini, dan sudah dipersiapkan dengan baik."

Di museum di Bolzano, sepatu salju tertua di dunia, yang juga ditemukan di sepanjang perbatasan Italia-Austria, dipajang bersama benda-benda sehari-hari lainnya yang ditemukan di es. Salah satunya kereta luncur berusia berabad-abad. Semuanya memiliki desain yang mirip dengan sepatu salju masa kini.

Reitmaier mengatakan penemuan lain dari tempat lain di Pegunungan Alpen, seperti peralatan dan senjata dari Schnidejoch, menunjukkan pemahaman yang sama canggihnya tentang apa yang dibutuhkan untuk menaklukkan pegunungan.

"Mereka menggunakan kayu yang tepat untuk setiap tujuan, dan selalu menggunakan bahan terbaik. Sekarang kita menyebutnya berteknologi tinggi," kata dia.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya