7.000 Lebih Spesies Baru Ditemukan di Titik Terdalam Lautan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 09 Maret 2025 19:04 WIB
Titik terdalam dari Palung Mariana dikenal dengan nama Challenger Deep. (Foto: NOAA)
Share :

JAKARTA - Ribuan spesies mikroba yang belum pernah terlihat sebelumnya telah ditemukan di Palung Mariana, yang merupakan titik terdalam lautan dunia. Mikroorganisme aneh ini tidak seperti apa pun yang kita lihat di permukaan, beradaptasi sempurna dengan kehidupan yang secara teratur mengalami tekanan yang sangat tinggi, dingin, dan kekurangan nutrisi yang ditemukan di bawah kilometer air laut.

Pada 2021, ilmuwan China menaiki kapal selam laut dalam, Fendouzhe, dan menjelajah ke kedalaman Palung Mariana di Samudra Pasifik bagian barat. Selama lebih dari 33 kali penyelaman, mereka mengumpulkan ribuan sampel sedimen, air laut, dan organisme yang lebih besar dari kedalaman 6.000 hingga 10.900 meter.

Tim tersebut kini telah melaporkan temuan mereka, yang memberikan pandangan sistematis pertama tentang ekosistem di zona hadal. Pekerjaan mereka mengidentifikasi lebih dari 7.000 spesies mikroba, hampir 90 persen di antaranya belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

Tidak semuanya organisme mikroskopis. Para peneliti menemukan 662 amphipoda hadal (Hirondellea gigas), krustasea kecil yang bergerak dari sisi ke sisi di antara palung laut dalam, yang menunjukkan bagaimana invertebrata bergerak melintasi dasar laut. Ada pula ikan siput hadal (Pseudoliparis swirei), yang memegang rekor sebagai ikan yang hidup paling dalam yang pernah ditemukan.

Dengan membandingkannya dengan ikan laut dalam lainnya, para peneliti menemukan bahwa ikan ini telah beradaptasi untuk menyelam ke kedalaman yang sangat dalam di mana hanya sedikit ikan lain yang dapat bertahan hidup.

Analisis genetik mikroba memberikan beberapa petunjuk menarik tentang bagaimana mereka bertahan hidup dalam kondisi ekstrem seperti itu.

 

Beberapa mikroba memiliki genom yang lebih kecil dan lebih efisien yang membantu mereka berspesialisasi dan berkembang biak di bawah tekanan ekstrem. Hal ini terlihat pada mikroba yang dominan di dasar Palung Mariana, yang mirip dengan bakteri laut dalam yang telah dipelajari sebelumnya. Sebaliknya, mikroba lain memiliki genom yang lebih besar dan lebih fleksibel yang memungkinkan mereka bertahan hidup dengan beradaptasi dengan kondisi yang berubah.

Dalam tajuk rencana yang menyertainya, tim tersebut menjelaskan bagaimana gen tidak biasa yang mereka temukan di antara mikroba laut dalam dapat digunakan dalam upaya membantu menyelamatkan keanekaragaman hayati yang terancam di tempat lain di planet ini.

“Kebaruan dan keanekaragaman mikroorganisme hadal yang luar biasa tinggi menunjukkan potensi sumber daya berupa gen, struktur, dan fungsi baru, yang mungkin menjadi pilihan alternatif untuk mengurangi penipisan sumber daya hayati terestrial saat ini,” tulis penulis studi tersebut, sebagaimana dilansir IFL Science.

Titik terdalam Palung Mariana, yang dikenal sebagai Challenger Deep, mencapai kedalaman 10.984 meter. Palung samudra ini terbentuk oleh proses geologi dramatis yang disebut subduksi—ketika satu lempengan besar kerak Bumi (Lempeng Pasifik) meluncur di bawah lempengan yang lebih kecil (Lempeng Mariana). Tabrakan ini memaksa dasar laut untuk jatuh ke bawah, membentuk bagian terdalam dari lautan

Don Walsh dan Jacques Piccard adalah dua orang pertama yang mencapai Challenger Deep pada tahun 1960 dan, hingga saat ini, hanya 22 orang yang pernah ke sana, termasuk tiga peneliti Tiongkok yang terlibat dalam penelitian terbaru ini.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Cell.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya