JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto tampil beda dengan menjadikan Maung MV3 Garuda Limousine sebagai mobil kepresidenan. Mobil tersebut buatan PT Pindad.
Maung MV3 Garuda Limousine merupakan kendaraan terbaru yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri untuk digunakan Presiden Prabowo Subianto. Diketahui, MV3 Garuda Limousine merupakan varian pengembangan terbaru dari MV3 yang didesain dan dikembangkan untuk mengakomodasi secara langsung arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
PT Pindad mengungkap mobil ini dikembangkan khusus dari MV3 untuk kendaraan presiden dan wakil presiden RI. Pindad mengklaim mobil berkelir putih itu memiliki proteksi tinggi serta memberikan kenyamanan dengan material berkualitas serta fitur-fitur mutakhir.
Secara eksterior, MV3 Garuda Limousine dilengkapi automatic footstep di bagian samping untuk memudahkan pijakan keluar masuk mobil. Logo Garuda melambangkan kekuatan dan gerak dinamis, terpampang mulai dari bagian grille hingga velg yang terlihat meskipun roda kendaraan sedang bergerak.
Grille-nya terinspirasi dari batik parang yang menggambarkan kearifan lokal sekaligus sebagai salah satu identitas bangsa. Sementara pada bagian belakang, ada dual exhaust untuk meningkatkan performa kendaraan.
Pada bagian interior, mobil ini menggunakan material dari wood finish accents. Ada pula kursi penumpang captain seat dengan pengaturan elektrik disertai leg rest serta limo touch control panel. MV3 Garuda Limousine juga disematkan head unit 12 inci, kamera 360°, led smart TV, cooled storage, dan portable WiFi.
Secara dimensi, Garuda Limousine memilikipanjang 5,05 meter, lebar 2,06 meter, tinggi 1,87 meter. Berat mobil SUV kekar ini sekira 2,95 ton. MV3 Garuda Limousine juga dibekali sistem keamanan. Ini mulai dari body dengan material composite armor yang memiliki ketahanan terhadap munisi kaliber 7,62 x 51 mm NATO ball dan kaliber 5,56 x 45 mm M193, kaca antipeluru level B5/B6.
MV3 Garuda Limousine juga dilengkapi ban berukuran 21 inci dengan tipe Run Flat Tyre (RFT) yang bisa tetap melaju meski mengalami kebocoran di perjalanan. Kehadiran MV3 Garuda Limousine produksi PT Pindad menggairahkan kembali industri mobil nasional. Diketahui, sejumlah proyek mobil buatan dalam negeri pernah menghiasi.
Jauh sebelum MV3 Garuda Limousine, sebenarnya Indonesia pernah bermimpi memiliki mobil nasional. Mimpi ini dimulai dari rencana pengembangan Mobil Rakit Indonesia (Morina) pada media 1976. Mobil itu awalnya diproyeksikan sebagai mobil buatan dalam negeri pertama, dengan sejumlah komponen yang sudah dibuat di dalam negeri. Namun, rencana Morina sebagai mobil nasional tak berhasil.
Proyek mobil nasional baru mulai ramai kembali pada 1990-an. Saat itu, banyak rencana membuat mobil nasional. Ini diawali dengan Maleo, yang bekerja sama dengan pabrikan Inggris yakni Rover dan Milliard Design dari Australia. Mobil ini dirancang Menristek saat itu BJ Habibie pada 1993. Namun, hingga akhirnya, proyek tersebut terbengkalai sampai Presiden Soeharto lengser.
Proyek mobil nasional juga pernah disematkan pada MR (Mobil Rakyat) 90. Mobil tersebut untuk menasionalisasi pengembangan dari mobil Mazda 323 Hatchback. Selanjutnya, Bakrie Brothers juga sempat membuat mobil nasional. Mobil ini didesain Shado dari Inggris. Mobil yang dinamakan Beta 97 itu direncanakan meluncur pada 1997. Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia membuat mimpi mobil Beta 97 terkubur.
Timor mungkin menjadi mobil nasional yang paling diingat. Mobil ini dinaungi PT Timor Putra Nasional, yang dimiliki Tommy Soeharto. Timor merupakan mobil sedan yang dijual murah pada masanya. Mobil ini sejatinya KIA Sephia yang diproduksi di Korea Selatan, lalu direbadge begitu masuk Tanah Air.
Namun, mobil Timor tidak bertahan lama. Krisis moneter yang menghantam menjadi boroknya. Hingga akhirnya perusahaan PT Timor Putra Nasional berhenti beroperasi pada 2000. Selanjutnya, ada mobil Esemka. Mobil ini awalnya proyek dari siswa SMK di wilayah Jawa Tengah pada 2007.
Esemka semakin berkembang setelah berada di bawah naungan pemilik bengkel Sukiyat di Klaten pada 2009. Mobil prototipe pun diluncurkan dan pada 2010 Esemka mendirikan PT Solo Manufaktur Kreasi agar bisa masuk jalur produksi. Nama Esemka semakin tenar saat Wali Kota Solo saat itu, Joko Widodo (Jokowi) melirik mobil SUV Rajawali sebagai kendaraan dinas.
Namun, mobil itu tak kunjung bisa menjadi kendaraan dinas karena terbentur masalah uji kelaikan hingga emisi. Jokowi pun membawa Esemka ke panggung yang lebih besar pada Pilkada DKI Jakarta 2012 hingga Pilpres 2014.
Pada 2015, didirikan perusahaan Adiperkasa Citra Esemka Hero sebagai pengelola Esemka. Pabrik kemudian didirikan di daerah Boyolali pada 2016. Pada 2019, sejumlah instansi memesan Esemka. Pada tahun ini, mobil Esemka pertama diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat ini mobil Esemka sudah dipasarkan di Indonesia. Meski begitu, manajemen enggan menyebut Esemka sebagai mobil nasional. Mereka lebih memilih menyebutnya sebagai mobil produksi dalam negeri.
(Maruf El Rumi)