Special Report: Maung Garuda MV3 dan Kelanjutan Realisasi Mimpi Mobil Nasional

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Minggu 03 November 2024 09:49 WIB
Maju mundur rencana mobil nasional.
Share :

MV3 Garuda Limousine juga dilengkapi ban berukuran 21 inci dengan tipe Run Flat Tyre (RFT) yang bisa tetap melaju meski mengalami kebocoran di perjalanan. Kehadiran MV3 Garuda Limousine produksi PT Pindad menggairahkan kembali industri mobil nasional. Diketahui, sejumlah proyek mobil buatan dalam negeri pernah menghiasi. 

Sejarah Proyek Mobil Nasional 

Jauh sebelum MV3 Garuda Limousine, sebenarnya Indonesia pernah bermimpi memiliki mobil nasional. Mimpi ini dimulai dari rencana pengembangan Mobil Rakit Indonesia (Morina) pada media 1976. Mobil itu awalnya diproyeksikan sebagai mobil buatan dalam negeri pertama, dengan sejumlah komponen yang sudah dibuat di dalam negeri. Namun, rencana Morina sebagai mobil nasional tak berhasil.

Proyek mobil nasional baru mulai ramai kembali pada 1990-an. Saat itu, banyak rencana membuat mobil nasional. Ini diawali dengan Maleo, yang bekerja sama dengan pabrikan Inggris yakni Rover dan Milliard Design dari Australia. Mobil ini dirancang Menristek saat itu BJ Habibie pada 1993. Namun, hingga akhirnya, proyek tersebut terbengkalai sampai Presiden Soeharto lengser.

Proyek mobil nasional juga pernah disematkan pada MR (Mobil Rakyat) 90. Mobil tersebut untuk menasionalisasi pengembangan dari mobil Mazda 323 Hatchback. Selanjutnya, Bakrie Brothers juga sempat membuat mobil nasional. Mobil ini didesain Shado dari Inggris. Mobil yang dinamakan Beta 97 itu direncanakan meluncur pada 1997. Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia membuat mimpi mobil Beta 97 terkubur.

Timor mungkin menjadi mobil nasional yang paling diingat. Mobil ini dinaungi PT Timor Putra Nasional, yang dimiliki Tommy Soeharto.  Timor merupakan mobil sedan yang dijual murah pada masanya. Mobil ini sejatinya KIA Sephia yang diproduksi di Korea Selatan, lalu direbadge begitu masuk Tanah Air. 

Namun, mobil Timor tidak bertahan lama. Krisis moneter yang menghantam menjadi boroknya. Hingga akhirnya perusahaan PT Timor Putra Nasional berhenti beroperasi pada 2000. Selanjutnya, ada mobil Esemka. Mobil ini awalnya proyek dari siswa SMK di wilayah Jawa Tengah pada 2007. 

Esemka semakin berkembang setelah berada di bawah naungan pemilik bengkel Sukiyat di Klaten pada 2009. Mobil prototipe pun diluncurkan dan pada 2010 Esemka mendirikan PT Solo Manufaktur Kreasi agar bisa masuk jalur produksi. Nama Esemka semakin tenar saat Wali Kota Solo saat itu, Joko Widodo (Jokowi) melirik mobil SUV Rajawali sebagai kendaraan dinas. 

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya