Teleskop XRISM Jepang Ungkap Detail Baru Supernova dan Lubang Hitam Supermasif

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 23 September 2024 19:17 WIB
Hasil pencitraan Sinar-X XRISM. (Foto: JAXA)
Share :

PARA astronom mendapatkan detail yang belum pernah ada sebelumnya tentang ledakan supernova dan lubang hitam supermasif berkat teleskop luar angkasa baru. Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X (X-Ray Imaging and Spektrocopy Mission/XRISM) diluncurkan setahun yang lalu dan para peneliti kini telah menerbitkan hasil ilmiah pertamanya, yang menunjukkan hasil yang luar biasa.

XRISM adalah misi yang dipimpin oleh Badan Antariksa Jepang (JAXA) dengan dukungan NASA dan keterlibatan Badan Antariksa Eropa (ESA). Misi ini diluncurkan untuk menambal potensi kesenjangan observasi sinar-x akibat penuaan dan penghentian dana misi Chandra oleh NASA dan juga penuaan XMM-Newton milik ESA, sebelum teleskop ATHENA milik ESA diluncurkan sekira satu dekade lagi.

Salah satu pengamatan adalah sisa supernova N132D di Awan Magellan Besar, galaksi satelit Bima Sakti yang terletak 160.000 tahun cahaya dari Bumi. Dari informasi yang diketahui, galaksi itu meledak 3.000 tahun yang lalu dan sekarang XRISM dapat melihat beberapa detailnya yang lebih menonjol.

Pertama-tama, ledakan itu tidak menciptakan cangkang berbentuk bola, melainkan sesuatu yang mirip dengan donat. XRISM mampu mengukur bahwa cangkang plasma mengembang dengan kecepatan sekira 1.200 kilometer (750 mil) per detik.

Teleskop XRIM juga mampu mengukur suhu plasma, yang mencapai jutaan derajat, mengungkap penemuan luar biasa keberadaan besi pada suhu sepuluh miliar derajat Kelvin. Atom-atom dipanaskan ketika gelombang kejut supernova yang luar biasa menyebar ke dalam.

Ini telah diprediksi dalam teori, tetapi belum pernah diamati sebelumnya. XRISM memiliki resolusi 30 kali lebih tinggi dari pendahulunya.

Jika mengamati supernova dengan pembesaran tidak cukup, hasil pertama XRISM juga melaporkan target lain yang biasa digunakan teleskop sinar-X: lubang hitam supermasif yang aktif. Di pusat galaksi NGC 4151, yang terletak 62 juta tahun cahaya jauhnya, terdapat lubang hitam supermasif dengan massa 30 juta matahari.

 

XRISM dapat mengetahui distribusi materi di sekitar lubang hitam ini dalam radius sekira 0,001 tahun cahaya hingga 0,1 tahun cahaya. Itu kira-kira sama dengan jarak Matahari-Uranus lalu hingga 100 kali lipatnya. Mengukur gerakan gas ini akan memungkinkan para astronom untuk mengetahui bagaimana objek raksasa ini makan dan tumbuh, serta mempelajari lebih lanjut tentang mereka dan galaksi tempat mereka berada.

"Observasi baru ini memberikan informasi penting dalam memahami bagaimana lubang hitam tumbuh dengan menangkap materi di sekitarnya, dan menawarkan wawasan baru tentang kehidupan dan kematian bintang-bintang masif. Observasi ini menunjukkan kemampuan luar biasa misi ini dalam menjelajahi Alam Semesta berenergi tinggi," kata Ilmuwan Proyek XRISM ESA Matteo Guainazzi dalam sebuah pernyataan yang dilansir IFL Science.

Hasil-hasil dari Kolaborasi XRISM ini diterima untuk dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters and Publications of the Astronomical Society of Japan dan tersedia di arXiv di sini dan di sini.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya