Meskipun hasil penelitian ini kurang menyenangkan bagi sekira 99 persen populasi dunia, Killingsworth menafsirkan hasil penelitian dengan cara yang lebih optimis.
"Jika kebahagiaan benar-benar mencapai titik jenuh pada tingkat kekayaan atau pendapatan yang sederhana, orang mungkin berpendapat bahwa hal ini akan menyederhanakan kehidupan manusia: Setiap orang hanya perlu mendapatkan 'cukup' dan kemudian secara rasional dapat mengalihkan semua perhatian mereka ke hal-hal selain uang," tulisnya.
Namun jika demikian halnya, ia menunjukkan, itu berarti setidaknya satu dari dua hal yang salah: orang-orang tidak mampu, bahkan di eselon kekayaan tertinggi, untuk mencari tahu hal-hal apa yang akan membuat mereka bahagia – atau hal-hal tersebut tidak ada sama sekali.
Menurut Killingsworth, korelasi antara kekayaan dan kebahagiaan ini lebih dalam dari yang terlihat. Hal ini, menurutnya, bukan sekedar mengenai Orang-orang yang lebih kaya dapat membeli lebih banyak barang material, melainkan lebih berkaitan dengan rasa aman yang diberikan oleh simpanan uang yang lebih besar.
"Perasaan kontrol yang lebih besar terhadap hidup dapat menjelaskan sekira 75 persen hubungan antara uang dan kebahagiaan," kata Killingsworth kepada The Guardian. "Jadi, menurut saya, sebagian besar dari apa yang terjadi adalah, ketika orang memiliki lebih banyak uang, mereka memiliki lebih banyak kontrol atas hidup mereka. Lebih banyak kebebasan untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan."