Jadi Dilema, Fenomena Truk ODOL Perlu Aturan Ketat dari Pemerintah

Muhamad Fadli Ramadan, Jurnalis
Minggu 10 Maret 2024 17:42 WIB
Ilustrasi. (Foto: MPI)
Share :

Truck Bodybuilder DCVI Hendro Sembodo menyampaikan ada perbedaan paradigma para pemilik truk di Indonesia dan Eropa. Di mana pengusaha di Indonesia merasa truk asal Eropa dapat mengangkut barang lebih banyak karena struktur sasis dan mesin lebih kuat.

“Di Indonesia, paradigmanya truk yang bagus adalah truk yang bisa membawa muatan banyak. Tapi di Eropa, mereka sudah menyadari bahwa kendaraan itu memiliki batasan Jadi bukan adu besar-besaran mana, tapi mereka menyesuaikan dengan spesifikasi kendaraan,” ujarnya. 

Yusa dan Hendri sepakat bahwa ODOL merupakan pekerjaan rumah bersama seluruh pihak terkait. Sehingga penegakkan hukumnya membutuhkan koordinasi antar Kementerian, termasuk Perhubungan, Perdagangan, Perindustrian, dan Kepolisian.

Menaikkan GVW dan menegakkan aturan ODOL secara penuh dapat meningkatkan biaya transportasi dan harga barang. Di sisi lain, keselamatan juga menjadi pertimbangan utama yang tidak boleh diabaikan.

“Kalau misal itu memang dijalankan, kira-kira dampak ekonomi seperti apa. Tapi kembali lagi, kita tidak boleh mengabaikan keselamatan. Hukum ditegakkan dan tidak ada tebang pilih, ini bukan PR (pekerjaan rumah) pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab bersama,” jelas Hendro.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya