Pengetahuan ini sangat penting dalam konservasi paus bungkuk, paus biru, dan hewan laut raksasa lainnya yang terancam punah.
Hal ini juga memberikan wawasan atas pertanyaan-pertanyaan para peneliti selama beberapa dekade tentang lagu-lagu menakutkan ini, yang oleh beberapa pelaut dikaitkan dengan hantu atau makhluk mitos laut.
Pakar komunikasi paus, Dr Kate Stafford, dari Oregon State University, menyebut penelitian ini sebagai “terobosan”.
“Produksi dan penerimaan suara adalah indra paling penting bagi mamalia laut, sehingga penelitian apa pun yang menjelaskan cara mereka mengeluarkan suara berpotensi memajukan bidang ini,” katanya kepada BBC News.
Penelitian ini juga memberikan gambaran evolusi – tentang bagaimana nenek moyang paus kembali ke lautan dari darat, dan adaptasi yang memungkinkan komunikasi di bawah air.
Cara paus bergigi menghasilkan suara lebih dipahami karena hewan ini lebih mudah dipelajari. Mamalia laut ini, termasuk lumba-lumba, orca, paus sperma meniupkan udara melalui struktur khusus di saluran hidung mereka.