Masalahnya, JAXA mengonfirmasi bahwa SLIM justru mengalami kerusakan di panel surya. Jadi hingga saat ini, SLIM masih mengandalkan baterai yang ada untuk bekerja.
Termasuk dalam mengirimkan data yang mereka perlukan untuk mengonfirmasi ketepatan lokasi pendaratan.
Saat ini JAXA terus berupaya mengumpulkan data sebanyak mungkin. Berakhirnya daya baterai bukan berarti akhir dari misi JAXA.
Keberhasilan ini justru membuat Jepang semakin fokus untuk pengembangan teknologi luar angkasa. Apalagi beberapa peristiwa pernah terjadi di Jepang yang membuat mereka seakan mengalami kemunduran.
“Mendarat di Bulan merupakan tantangan yang sangat sulit,” kata Wakil Direktur Jenderal ISAS JAXA, Masaki Fujimoto.
“Saya ingin ke depannya anak-anak di masa depan mengatasi proyek-proyek menantang seperti ini dan mengejar ambisi baru lagi," ujarnya.”
(Erha Aprili Ramadhoni)