Selain itu para peneliti juga menjelaskan, para pengguna AI tidak hanya dapat mengubah kesehatan mental seseorang, tetapi juga mengubah perilaku mereka.
Ini karena AI dapat merespons pengguna ketika orang tersebut mengubah perilakunya, maka AI juga akan berubah.
Dalam studi ini, peneliti berupaya menentukan seberapa besar empati dan efektivitas yang dilihat seseorang terhadap AI berdasarkan persepsi subjektif mereka, dan seberapa besar berdasarkan teknologi itu sendiri.
BACA JUGA:
Para peneliti itu merancang sebuah penelitian dimana manusia berinteraksi dengan rekannya melalui percakapan kesehatan mental AI selama 30 menit, "dan hasilnya pada kelompok pertama diberitahu bahwa agen AI tersebut tidak memiliki motif apapun, akan tetapi pada kelompok kedua menunjukkan AI memiliki niat yang baik dan kepedulian terhadap kesejahteraan penggunanya, sedangkan pada kelompok ketiga AI memiliki niat jahat dan akan mencoba menipu pengguna," tulis keterangan hasil studi tersbut.