"Meskipun kami tidak memodelkan potensi risiko terhadap manusia, fakta bahwa patogen "penjelajah waktu" dapat menjadi hidup dan sangat merusak komunitas yan ada, dan ini mengkhawatirkan," tutur dia.
Virus terkenal seperti SARS-CoV-2, Ebola, dan HIV kemungkinan besar ditularkan ke manusia melalui kontak dengan inang hewan lainnya. Jadi masuk akal bahwa virus ada di es dapat memasuki populasi manusia melalui jalur zoonosis.
Meskipun kemungkinan munculnya patogen dari es yang mencair dan menyebabkan kepunahan bencana rendah, tapi ini bukan lagi fantasi yang semata tapi sebuah kewaspadaan.
Sekadar informasi, pada tahun 2003, ada bakteri yang hidup kembali dari sampel yang diambil dari dasar inti es yang dibor ke lapisan es di dataran tinggi Qinghai-Tibet. Es di kedalaman itu berusia lebih dari 750.000 tahun.
Pada tahun 2014, virus Pithovirus sibericum "zombie" raksasa dihidupkan kembali dari permafrost Siberia berusia 30.000 tahun. Dan pada tahun 2016, wabah antraks (penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis) di Siberia barat dikaitkan dengan pencairan cepat spora B. Virus ini membunuh ribuan rusa dan mempengaruhi puluhan orang.
(Martin Bagya Kertiyasa)