PENELITI di China akhirnya mengungkap senyawa rahasia yang ditemukan dalam ubur-ubur yang dapat merevolusi pasar senilai 100 miliar yuan atau USD14 miliar (Rp208 triliun). Senyawa ini pun bisa digunakan untuk obat-obatan dan kosmetik hingga pupuk.
Penemuan ini mengarah pada produksi senyawa dalam skala besar yang dikenal sebagai asam poliglutamat (PGA). Senyawa ini pun memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menahan air. Karena kontribusi ini, Tim peneliti dari Universitas Teknologi Nanjing dianugerahi hadiah nasional tertinggi untuk inovasi atas pekerjaan mereka.
Ubur-ubur dapat berkembang di lingkungan laut bertekanan tinggi dan bersalinitas tinggi tanpa mengalami dehidrasi. Kemampuannya ini dimungkinkan oleh polimer biologis di dalam tubuhnya yang disebut asam poliglutamat, atau PGA.
PGA memiliki kelarutan air yang sangat baik, kapasitas penyerapan yang kuat, dan dapat terurai secara hayati. Kualitas tersebut membuatnya menjadi bahan potensial yang diinginkan dalam kosmetik dan makanan, yang dapat membantu mengunci kelembapan.
Dan di saat meningkatnya kekhawatiran global tentang kerawanan pangan, PGA dapat bertindak sebagai pupuk hayati, meningkatkan hasil panen sambil membantu pelepasan pupuk dan air secara perlahan, menurut para peneliti. Selain ubur-ubur, senyawa tersebut hanya bisa ditemukan di natto, makanan fermentasi tradisional Jepang.
“Kami membutuhkan satu dekade penuh untuk memproduksi dan mengekstraksi asam poliglutamat di laboratorium menggunakan fermentasi mikroba,” kata profesor Xu Hong, ilmuwan utama tim tersebut, seperti dilansir dari SCMP.
Perjalanan tersebut pun menemui banyak kendala, eksperimen dengan strain bakteri tradisional menghasilkan hasil yang rendah dan para ilmuwan hanya mampu mengumpulkan produk akhir dalam jumlah minimal. Komponen kompleks dalam fermentasi ini pun sulit dipisahkan dan dimurnikan, menyebabkan produksi yang sangat lambat.