PARA hacker tidak hanya menyarasar perusahaan jasa keuangan dan perusahaan besar lainnya, tapi juga platform penyedia lapangan pekerjaan seperti LinkedIn. Banyak para scammer menipu para calon pelamar kerja dengan melakukan phishing.
Menurut sebuah laporan dari NordLayer, sebuah solusi keamanan jaringan untuk bisnis, mendapati bahwa banyak tawaran pekerjaan palsu dan penipuan phishing yang dilakukan di LinkedIn.
Bahkan, seperti yang dilansir dari gadgetsnow, perusahaan keamanan tersebut mengatakan, bahwa setengah dari bisnis yakni 56 persen secara global, sudah mengalami setidaknya satu penipuan LinkedIn tahun ini.
Laporan tersebut juga mengatakan, bahwa tawaran pekerjaan palsu merupakan modus penipuan yang paling populer sebanyak 48 persen dan reputasi yang rusak sebanyak 48 persen, merupakan hasil utama penipuan di LinkedIn.
Sebanyak sekitar 45 persen perusahaan, mengatakan bahwa mereka mengetahui penipuan di LinkedIn menggunakan nama merek organisasi mereka. Laporan tersebut juga menyebutkan, bahwa fungsi utama LinkedIn seharusnya yakni untuk membangun karier tapi dimanfaatkah oleh para scammer atau penjahat siber.
"Salah satu penipuan LinkedIn yang paling umum, menawarkan pekerjaan palsu. Dengan 117 lamaran kerja yang diajukan per detik di platform, penipu memiliki lingkungan yang ideal untuk membuat postingan pekerjaan yang tampak sah untuk dikumpulkan informasi pribadi atau uang," kata laporan itu sepertu yang dikutip dari Gadgetsnow.
Para penjahat siber melakukan peniruan identitas perusahaan untuk melancarkan aksinya. Pihak LinkendIn sendiri pun melihat phising sebagai penipuan yang populer, di mana sang penipu menyamar sebagai perusahaan atau profesional dengan menggunakan profil palsu untuk mengirim pesan atau email yang tidak diminta, namun meminta informasi sensitif.