ULAR merupakan salah satu predator yang menggunakan racun untuk berburu mangsa mereka. Meskipun, tidak semua ular memiliki bisa yang mematikan atau bahkan tidak berbisa sama sekali.
Ular tidak berbisa cenderung mengandalkam gigitan dan lilitannya yang kuat untuk melumpuhkan mangsa, seperti ular sanca. Namun berbeda halnya dengan ular berbisa yang menggunakan racunnya untuk membunuh mangsa.
Biasanya racun ini tersimpan di kelenjar khusus dan akan disuntikkan melalui taring ular saat mereka menggigit target. Apabila terpapar racun ular, banyak efek yang akan terasa oleh korban. Dampak paling fatalnya tentu saja kematian.
Namun, bagaimana jadinya jika racun ular tersebut juga masuk ke tubuh ular lainnya? Apakah mereka benar kebal dengan racunnya sendiri?
Sebagaimana dilansir dari Mental Floss, sebenarnya ini tergantung dari spesies ularnya. Setiap ular berbisa memiliki antibodinya masing-masing yang melindungi tubuh mereka dari racunnya sendiri. Namun hal ini hanya terbatas pada spesies ular itu saja.
"Kebijaksanaan konvensional adalah bahwa mereka memiliki antibodi yang bersirkulasi dalam darah mereka. Ini akan melindungi mereka dari racun mereka sendiri juga dari racun ular lain dalam spesies mereka sendiri," jelas Profesor Ilmu Biologi University of Northern Colorado, Stephen Mackessy.
Sebagai contoh, ada ular derik menggigit ular derik lainnya. Maka ada kekebalan pada tubuh ular tersebut yang melindungi mereka dari cedera serius. Namun efek yang berbeda akan terjadi apabila ular derik menggigit spesies kobra.
Mackessy menjelaskan bahwa semakin jauh kekerabatan suatu spesies ular maka akan semakin besar kemungkinannya menjadi racun. "Jika ular derik dan ular kobra saling menggigit, tanpa paparan racun mereka membangun kekebalan, mereka mungkin saling membunuh," sebutnya.
Tidak diketahui secara pasti seberapa banyak kekebalan yang bisa dimiliki oleh ular. Hanya saja, kekebalan itu kemungkinan cukup untuk menangkal racun dari kerabat terdekat mereka.
(Martin Bagya Kertiyasa)