JAKARTA - Kasus kebocoran 1,3 miliar data pendaftar kartu SIM mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Dalam pernyataannya, Alfons mengklaim telah melakukan investigasi terhadap 2 juta sample data yang bisa didapat secara gratis. Dikatakan bahwa data yang bocor benar-benar otentik.
"Keabsahan data yang diberikan, apakah nomor telepon, NIK yang terkandung di dalam sampel data yang diberikan tersebut cukup otentik," kata Alfons seperti dikutip dari pernyataan resmi, Selasa (6/9/2022).
Alfons pun menyebut telah mencoba menghubungi salah satu kontak dari data sample melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Ia menanyakan apakah benar kontak tersebut bernama Atika.
Kontak yang dihubungi kemudian membenarkan hal itu. Dari sana Alfons semakin yakin bahwa terbukti nama kontak dengan nomor memang sama.