"Kami takjub dengan betapa cocoknya ukuran cincin itu yang sesuai dengan prediksi dari Teori Relativitas Umum Einstein," kata ilmuwan Proyek EHT Geoffrey Bower.
"Observasi yang tidak pernah dilakukan sebelumnya ini benar-benar meningkatkan pemahaman kami mengenai apa yang terjadi di pusat galaksi kita dan memberikan wawasan baru tentang bagaimana lubang hitam raksasa tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya," ujar Bower.
Terobosan itu mengikuti perilisan gambar pertama sebuah lubang hitam, yang dinamai M87*, di pusat galaksi Messier 87 yang berlokasi lebih jauh, oleh EHT Collaboration pada 2019 lalu.
"Kini, kami dapat mempelajari perbedaan antara dua lubang hitam supermasif itu untuk memperoleh petunjuk baru yang berharga terkait bagaimana proses penting ini bekerja," kata ilmuwan EHT Keiichi Asada.
"Kami memiliki gambar dua lubang hitam, dengan yang satu berukuran besar dan lainnya berukuran kecil dari lubang-lubang hitam supermasif di alam semesta, sehingga kami bisa melangkah lebih jauh dalam menguji bagaimana gravitasi bereaksi di lingkungan-lingkungan ekstrem tersebut dibandingkan sebelumnya," menurut Asada.
Tim ilmuwan mulai menggunakan data baru itu untuk menguji sejumlah teori dan model bagaimana gas bereaksi di sekeliling lubang hitam supermasif. Proses ini belum dipahami sepenuhnya namun diperkirakan berperan penting dalam pembentukan formasi dan evolusi galaksi.
(Ahmad Muhajir)