BEBERAPA pekan terakhir media sosial Facebook masih menjadi sorotan. Ini terkait protes yang dilakukan para aktivis hak asasi manusia (HAM) buntut aksi penyensoran Facebook terhadap unggahan dukungan untuk Palestina.
Memangnya berapa banyak unggahan yang dihapus? Dalam dua pekan pasca-insiden di Kompleks Masjid Al Aqsa di Yarusalem (6–19 Mei) jumlahnya hampir 500 unggahan di linimasa Facebook. Demikian diungkapkan 7amleh, organisasi atau LSM nonprofit pembela HAM di Palestina.
Baca juga: Aktivis Pro-Palestina Protes, Kampanyekan Beri Bintang 1 ke Aplikasi Facebook
Ratusan unggahan tersebut dianggap tidak lolos moderasi konten algoritma rancangan Facebook. Kemudian 7amleh tidak sendiri, sekarang berbaris 30 LSM HAM yang menuntut Facebook lebih transparan dalam menyeleksi unggahan yang berhubungan dengan Palestina.
Anggota Kongres Amerika Serikat Rashida Tlaib menyurati Facebook. Ia menuntut keterbukaan terhadap penyensoran konten Palestina dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya tidak habis pikir bagaimana Facebook bisa menyensor suara-suara damai dari Palestina," ujarnya.
Kelompok LSM HAM menyebut keputusan Facebook dan perusahaan-perusahaan teknologi Amerika terkait "penyensoran" terkait Palestina adalah masalah besar. Mereka adalah perusahaan swasta yang tidak seharusnya bertindak sebagai mediator tentang informasi apa yang boleh dan tidak boleh keluar dari zona perang.
Baca juga: 40 Jaksa Penuntut Umum Minta Instagram untuk Anak-anak Dihentikan
Masalahnya, bagi sebagian warga Palestina, media sosial menjadi satu-satunya platform untuk berbagi informasi dan menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi di sana. Bahkan jurnalis dan media pun sangat terbatas dan sulit untuk melakukan peliputan di wilayah Israel dan Palestina.
Direktur Eksekutif 7amleh Nadim Nashif menyebut bahwa penyensoran ini sudah pernah terjadi sebelum insiden Masjid Al Aqsa.
"Akan terus terjadi. Yang kami minta adalah transparansi atau keterbukaan Facebook dalam melakukan sensor/moderasi konten," katanya kepada laman The Guardian.