2. Gerhana Matahari Total pada 14 Desember
Fenomena itu akan tampak dari Chile dan Argentina, juga di tempat-tempat lain di dunia melalui laporan langsung di internet! Pada masa prapandemi, banyak orang yang berduyun-duyun menuju Patagonia di Chile selatan dan Argentina untuk melihat peristiwa menakjubkan ini.
Namun karena tahun pandemi, sebagian besar orang akan mengikuti peristiwa ini melalui internet. Bagi orang yang berkesempatan menyaksikan langsung, mereka perlu menggunakan pelindung mata dan tidak melihat matahari secara langsung.
Selama 24 menit, Bulan Baru akan melintas di depan Matahari, menutup secara total selama "hanya dua menit dan 9,6 detik," kata astronom Tania de Sales Marques, dari Royal Observatory Greenwich.
"Ukuran Bulan 400 kali lebih kecil dibandingkan Mahatari," jelas Tania, namun terlihat lebih besar karena akan jauh lebih dekat dengan kita, dan tampak "menutupi semua piringan matahari."
Posisi Bulan di depan Mahatari akan menciptakan suasana gelap di kawasan paling selatan Amerika Selatan, pada saat tengah hari. Perubahan di langit dapat terlihat oleh suku asli Patagonia, warga Mapuche.
"Matahari melambangkan 'energi pria' sementara Bulan melambangkan 'energi perempuan' dan ketegangan antara kedua kekuatan ini pada saat bersinggungan merupakan momen yang sangat rentan bagi kami," kata Marcelo Huequenman, pakar budaya Mapuche.
Warga Mapuche biasanya berhati-hati bila terjadi gerhana matahari dan dalam bahasa mereka, peristiwa ini disebut lhan Antü, yang artinya "kematian Matahari", tambah Marcelo.
Baca Juga: LAPAN Ungkap Syarat Amati Hujan Meteor Lyrid
"Gerhana matahari tercatat di selurudh dunia dan sepanjang sejarah selama hampir 5.000 tahun," kata Tania.
"Sebagian besar sejarah menunjukkan gerhana total matahari dianggap sebagai petanda buruk, karena Matahari tampak tertelan selama beberapa saat dan hari menjadi malam," tambah pakar astronomi itu.
Tania mengatakan, "bisa terjadi lima kali gerhana matahari dalam satu namun, namun gerhana matahari total hanya terjadi satu kali setiap 18 bulan, saat Bulan berada di posisi kanan dan menutup penuh cahaya dari Matahari."
Gerhana Mahatari total berikutnya akan terjadi di Antartika pada (Desember 2021), Indonesia dan Australia (April 2023), Amerika Serikat dan Kanada (April 2024), Eropa selatan dan Greenland (Agustus 2026), dan sebagian besar wilayah Afrika utara dan Timur Tengah (Agustus 2027).