Sejak diluncurkan pada Januari 2018, Rungta setiap bulan memproduksi sekitar 1,5 juta lembar untuk setiap jenis produk SainBag. Itu artinya menghabiskan 12-15 ton campuran zat tepung ubi dan singkong.
Pasar SainBag adalah toko, restoran, rumah sakit dan klinik, selain masyarakat konsumen di Indonesia. Di luar itu, kantong ramah lingkungan itu juga diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah, Eropa bahkan Amerika Serikat.
SainBag bisa didapat secara online atau “pesan lewat WhatsApp,” ujar Aisa Wibowo, tentang caranya mendapatkan SainBag. Ia menyatakan, kualitas Sainbag tidak kalah dibandingkan kantong plastik konvensional berkapasitas 6 kilogram, untuk kantong belanja SainBag ukuran besar.
Mengingat teknologi yang digunakan, produk ramah lingkungan yang dapat terurai secara alami, harga SainBag tidaklah sama dengan kantong plastik yang selama ini beredar. Dengan harga berkisar 1.000 hingga 3.000 rupiah per kantong, Aisa mengakui harga tersebut jauh lebih mahal dibandingkan kantong plastik yang selama ini ia gunakan.
Namun, Aisa bersedia membeli kantong singkong itu karena tekstur, kualitas dan pelayanan Sainbag kepada pelanggannya dan sebagai wujud kepeduliannya pada lingkungan sekaligus mendukung program pemerintah kota dalam menanggulangi sampah plastik di Semarang. Keputusan perempuan berusia 35 tahun itu disambut positif oleh para konsumen restorannya.
Shradha dan Aisa, dua perempuan wirausaha, mengatakan mereka mencoba melakukan peran masing-masing demi menyelamatkan lingkungan dari sampah dan polusi plastik.
(Ahmad Luthfi)