Ini menghasilkan getaran yang jauh lebih kuat daripada gempa yang lebih lambat. Analisis data seismologis mengungkapkan bahwa gempa Palu pecah dengan kecepatan jauh lebih cepat 4,1 kilometer per detik. Itu bergerak di sepanjang garis patahan sepanjang 180 kilometer lebih cepat dari gelombang kejut yang dihasilkannya.
Ahli geologi gempa bumi menggambarkan peristiwa itu seperti ledakan sonik dalam gempa bumi. Jean-Paul Ampuero, dari Université Côte d'Azur di Perancis dan salah satu penulis studi, mengatakan gempa terjadi dalam kisaran kecepatan terlarang.
Timnya menemukan bahwa jalur patahan pecah tidak lurus tetapi memiliki dua tikungan besar. Meskipun demikian, hambatan ini tidak mengurangi kecepatan gempa.
"Gempa itu menyebar dengan kecepatan berkelanjutan 4,1 km s-1 dari awal hingga akhir, meskipun tikungan patahan besar," tulis Ampuero dan rekannya dalam studi yang dipublikasikan di Nature Geoscience.
(Ahmad Luthfi)