JAKARTA- Sebuah studi baru menyebutkan, gempa yang terjadi di Indonesia sangat langka. Khususnya yang terjadi di Palu pada 28 September 2018. Gempa di Palu memiliki kekuatan 7,5 skala richter dan menewaskan 2.00 orang dan ribuan lainnya hilang.
Dilansir dari laman Tech Times, Kamis (7/2/2019) gempa bumi terjadi ketika tekanan yang terbentuk di kerak bumi mengenai titik putus yang menyebabkan batuan di kedua sisi sesar tektonik bergeser arah. Gelombang S yang menggeser batuan biasanya merambat sekitar 3,5 kilometer per detik, dan gelombang P, yang mengompres batu, merambat lebih cepat sekitar 5 kilometer per detik.
Pengamatan geofisika menunjukkan bahwa kecepatan di mana gempa pecah di sepanjang patahan cenderung lebih lambat dari gelombang S atau hampir secepat gelombang P. Dalam peristiwa di Palu, gelombang pecah bergerak di sepanjang sesar sangat cepat, menyebabkan gelombang sisi ke sisi dan naik-turun yang mengguncang tanah menumpuk dan mengintensifkan.
Baca Juga: Twitter Bakal Hadirkan Fitur Edit Postingan