JAKARTA – Generasi muda Indonesia diminta cakap dalam memanfaatkan teknologi dengan tetap menggunakannya berlandaskan nilai kemanusiaan, empati, dan etika, demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Pesan ini disampaikan Meutya di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang akan berdampak pada masyarakat.
Meutya menekankan bahwa kecepatan perkembangan AI dapat membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan upaya menjaga moral dalam proses digitalisasi.
"Saya ingin mengingatkan tentang nilai-nilai, dan saya rasa Bali menjadi tempat yang paling tepat untuk menyampaikan ini. Ketika teknologi secanggih dan secepat kecerdasan artifisial hadir, kita harus menjaga agar tidak kehilangan arah moral," kata Meutya dalam keterangan resmi.
Menkomdigi menegaskan bahwa manusia harus tetap memimpin, bukan dikendalikan oleh perkembangan sistem teknologi.
"Teknologi harus kita jalankan dengan berempati dan beretika. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, bukan menjadi penguasa atas manusia. Karena teknologinya pintar, maka kita juga harus lebih pintar. Kita harus terus meningkatkan kapasitas diri. Tidak berhenti belajar, beradaptasi, dan berinovasi," ujarnya.
Meutya menyampaikan perkembangan transformasi digital juga memberi peluang besar bagi Indonesia. Peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh generasi muda jika mereka memaksimalkan kemampuan dalam industri digitalisasi.
"Potensi sebesar itu hanya bisa terwujud kalau anak muda terlibat aktif. Kalau kalian ikut membangun, maka masa depan kalian juga ikut naik," tuturnya.
Menkomdigi juga menyampaikan bahwa pada 2030 diperkirakan lahir 170 juta pekerjaan baru dan 92 juta pekerjaan lama akan tergantikan otomatisasi. Oleh sebab itu, Meutya mendorong lulusan universitas untuk tidak takut pada perkembangan teknologi ke depannya.
"Akan ada pekerjaan yang hilang, iya. Tapi ada lebih banyak pekerjaan baru yang tercipta. Jangan takut pada AI. Kita harus adaptif dan mampu membaca peluang," ucapnya.
(Rahman Asmardika)