Perangkat baru ini dibangun dari susunan sel memori akses acak resistif (RRAM) yang menyimpan dan memproses data dengan menyesuaikan kemudahan aliran listrik melalui setiap sel.
Tidak seperti prosesor digital yang melakukan komputasi dalam biner 1 dan 0, desain analog memproses informasi sebagai arus listrik kontinu di seluruh jaringan sel RRAM-nya. Dengan memproses data langsung di dalam perangkat kerasnya sendiri, chip tersebut menghindari tugas boros energi untuk memindahkan informasi antara dirinya dan sumber memori eksternal.
“Dengan meningkatnya aplikasi yang menggunakan data dalam jumlah besar, hal ini menciptakan tantangan bagi komputer digital, terutama karena penskalaan perangkat tradisional menjadi semakin sulit,” kata para peneliti dalam studi tersebut, sebagaimana dilansir Live Science.
“Pembandingan menunjukkan bahwa pendekatan komputasi analog kami dapat menawarkan throughput 1.000 kali lebih tinggi dan efisiensi energi 100 kali lebih baik daripada prosesor digital mutakhir untuk presisi yang sama.”
Komputasi analog bukanlah hal baru — justru sebaliknya. Mekanisme Antikythera, yang ditemukan di lepas pantai Yunani pada 1901, diperkirakan telah dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu. Mekanisme ini menggunakan roda gigi yang saling mengunci untuk melakukan perhitungan.