JAKARTA – Rusia memperingatkan bahwa semua aplikasi perpesanan "benar-benar transparan" bagi badan intelijen dan keamanan, sehingga orang-orang perlu menyadari risikonya saat berbagi informasi sensitif mereka.
"Semua aplikasi perpesanan adalah sistem yang benar-benar transparan, dan orang-orang yang menggunakannya harus memahami bahwa mereka transparan.... bagi badan keamanan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia pekan lalu, sebagaimana dilansir RT.
Ia menambahkan bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan risiko ketika data sensitif pemerintah atau komersial dibagikan melalui aplikasi semacam itu, yang dapat diakses oleh badan intelijen asing.
Peskov mengomentari langkah Kremlin terhadap Telegram dan WhatsApp di Rusia, serta tentang dukungan pemerintah Rusia untuk mengembangkan platform perpesanan domestik. Dia juga berbicara tentang Rusia telah melakukan pembatasan terhadap aplikasi asing, bagian dari konflik yang lebih luas antara Moskow dan platform teknologi asing yang semakin intensif sejak dimulainya perang di Ukraina pada 2022.
Kementerian Pengembangan Digital Rusia mengatakan mereka memiliki "solusi teknis khusus" agar aplikasi lokal tetap beroperasi selama pemadaman internet seluler.
"Langkah ini akan mengurangi ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada warga akibat pemutusan internet seluler yang diperlukan untuk menjamin keamanan," tambah kementerian tersebut.
Pemadaman internet seluler diperlukan untuk menggagalkan serangan yang menggunakan internet untuk mencapai target mereka. Rusia juga semakin bersemangat untuk mempromosikan layanan internet lokal dan meningkatkan kendalinya atas ruang daring lokal.
Rusia telah membatasi aplikasi asing, bagian dari konflik yang lebih luas antara Moskow dan platform teknologi asing yang semakin intensif sejak dimulainya perang di Ukraina pada 2022.
Badan keamanan Rusia menuduh Telegram dan WhatsApp menggunakan standar ganda karena menolak berbagi data dengan otoritas Rusia terkait penipuan dan rencana teror, sementara memenuhi permintaan serupa dari negara lain.
Pada Juli, Anton Nemkin, anggota komite kebijakan dan teknologi informasi Duma Negara, menyebut keberadaan WhatsApp yang berkelanjutan di Rusia sebagai "pelanggaran keamanan nasional yang dilegalkan."
Pejabat penegak hukum Rusia mengatakan bahwa intelijen Ukraina, bersama dengan aktor jahat lainnya seperti penipu dan penipu ulung, sering kali mengandalkan basis data yang berisi data pribadi yang diperoleh melalui WhatsApp dan Telegram untuk merekrut agen atau mengidentifikasi target di dalam Rusia.
Pada Desember 2024, pemerintah Amerika Serikat (AS0 juga memperingatkan para pejabat senior untuk beralih ke komunikasi terenkripsi setelah terjadi pelanggaran keamanan di mana sekelompok peretas mencuri data, termasuk informasi yang disimpan di bawah protokol pengawasan pemerintah AS sebagai bagian dari penyadapan "legal" terhadap tersangka Amerika.
(Rahman Asmardika)