JAKARTA - Ratusan pekerja di fasilitas baterai mobil Hyundai Motor, yang sedang dibangun di Georgia, ditahan dalam penggerebekan oleh otoritas Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/9/2025). Penggerebekan ini menghentikan pekerjaan di pabrik yang merupakan salah satu investasi utama produsen mobil Korea tersebut di AS.
Sekitar 475 pekerja, yang sebagian besar adalah warga negara Korea Selatan, ditangkap, menurut pejabat imigrasi AS. Ini merupakan operasi penegakan hukum terbesar di satu lokasi dalam sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah meningkatkan tindakan keras terhadap imigran, mengganggu bisnis di seluruh negeri, bahkan ketika Gedung Putih telah mendorong lebih banyak arus masuk dari investor asing.
Penangkapan tersebut dapat memperburuk ketegangan antara Washington dan Seoul, sekutu dan investor utama di AS. Kedua negara telah berselisih mengenai detail kesepakatan perdagangan yang mencakup investasi senilai USD 350 miliar. Pada pertemuan puncak bulan lalu, Korea Selatan menjanjikan investasi sebesar USD 150 miliar di AS - termasuk USD 26 miliar dari Hyundai Motor.
Para pejabat Keamanan Dalam Negeri mengatakan para pekerja yang ditangkap di lokasi Ellabell, Georgia, dilarang bekerja di AS setelah melintasi perbatasan secara ilegal atau melebihi batas waktu visa. Investigasi berlangsung selama beberapa bulan, kata Steven Schrank, agen khusus yang bertanggung jawab atas investigasi untuk Georgia, dalam sebuah konferensi pers.
"Ini bukan operasi imigrasi di mana agen memasuki lokasi, mengumpulkan orang-orang, dan menempatkan mereka di bus," ujarnya. Schrank mengatakan ada jaringan subkontraktor di lokasi tersebut.
Seorang juru bicara Hyundai Motor mengatakan tidak ada orang yang ditahan yang dipekerjakan langsung oleh produsen mobil tersebut.
Perusahaan mengatakan kepala manufaktur untuk Amerika Utara, Chris Susock, akan "mengambil alih tata kelola seluruh megasite di Georgia."
"Kami akan melakukan investigasi untuk memastikan semua pemasok dan subkontraktor mereka mematuhi semua hukum dan peraturan. Hyundai tidak menoleransi mereka yang tidak mematuhi hukum," katanya, sebagaimana dilansir Reuters.
Para pekerja yang ditangkap ditahan di fasilitas penahanan ICE di Folkston, Georgia, kata Schrank. Sebagian besar dari 475 orang tersebut adalah warga negara Korea Selatan, katanya. Media Korea menyebutkan jumlah warga Korea Selatan yang ditahan sekitar 300 orang.
Penggerebekan tersebut—yang dijuluki "Operation Low Voltage"—melibatkan lebih dari 400 petugas penegak hukum setelah penyelidikan selama berbulan-bulan.
Seorang juru bicara di mitra usaha patungan baterai Hyundai, produsen baterai Korea Selatan LG Energy Solutions, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bekerja sama dan telah menghentikan sementara pekerjaan konstruksi. Fasilitas tersebut, yang merupakan usaha patungan antara LGES dan Hyundai Motor, dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, menurut LGES.
Hyundai menyatakan produksi kendaraan listriknya di lokasi yang luas tersebut tidak terpengaruh.
Pada 2023, Hyundai Motor dan LG Energy mengumumkan kerja sama senilai USD 4,3 miliar untuk memproduksi sel baterai kendaraan listrik (EV), dengan masing-masing perusahaan memegang 50% saham. Pabrik tersebut akan memasok baterai untuk model EV Hyundai, Kia, dan Genesis.
Pabrik baterai tersebut merupakan bagian dari investasi Hyundai senilai USD 12,6 miliar di negara bagian tersebut, termasuk pabrik mobil yang baru saja dibuka oleh produsen mobil tersebut, yang akan menjadi "proyek pembangunan ekonomi terbesar, membuka lembaran baru dalam sejarah negara bagian."
(Rahman Asmardika)