Mengapa komet tersebut melakukan perjalanan melalui tata surya kita masih menjadi misteri sejauh ini. Denneau mengatakan bahwa komet tersebut bisa jadi merupakan sisa ledakan atau tabrakan di tata surya lain dari jutaan tahun yang lalu. Atau, komet tersebut bisa saja mengalami peningkatan kecepatan saat melewati objek lain — yang dikenal sebagai bantuan gravitasi — yang melontarkannya ke arah kita.
Komet tersebut dapat memiliki lebar antara 12 mil (20 kilometer) dan 25 mil (40 kilometer), menurut berbagai ilmuwan. Marshall Eubanks, kepala ilmuwan di Space Initiatives Inc., memperkirakan komet tersebut dapat mendekati Mars pada awal Oktober untuk diamati oleh Mars Reconnaissance Orbiter, meskipun lebarnya hanya sekitar 0,2 piksel.
Benda itu diperkirakan akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari sekira tanggal 29 Oktober, mencapai jarak sekitar dua kali lipat jarak Bumi dari matahari. Objek tersebut akan tampak lebih terang saat mendekati Bumi, tetapi model menunjukkan kemungkinan besar akan berada di sisi lain Matahari.
Menurut astronom Josep M. Trigo Rodríguez, komet ini juga melaju sangat cepat, mencapai tata surya kita dengan kecepatan sekitar 150.000 mph (245.000 kilometer per jam) relatif terhadap Matahari. Bahkan Rodríguez mengungkapkan bahwa komet ini dapat memecahkan rekor pengunjung tercepat di tata surya kita (relatif terhadap Bumi).
Keunikan komet ini juga terletak pada orbitnya yang tidak biasa. Benda ini memiliki lintasan hiperbolik yang sangat ekstrem melalui tata surya (atau eksentrisitas yang tinggi) — yang berarti benda ini tidak akan kembali ke tata surya kita setelah meninggalkannya.