Pasien, yang saat itu berusia 54 tahun dan tinggal di Paris, sedang menjalani tes rutin sebelum operasi ketika antibodi yang tidak diketahui itu terdeteksi, kata Peyrard.
Wanita ini "tidak diragukan lagi merupakan satu-satunya kasus yang diketahui di dunia," kata ahli tersebut.
"Dia adalah satu-satunya orang di dunia yang cocok dengan dirinya sendiri," ungkap Peyrard.
Peyrard mengatakan wanita itu mewarisi golongan darah dari ayah dan ibunya, yang masing-masing memiliki gen yang bermutasi.
Nama "Gwada negatif", yang mengacu pada asal pasien dan "terdengar bagus dalam semua bahasa", telah populer di kalangan para ahli, kata Peyrard.
Sistem golongan darah ABO pertama kali ditemukan pada awal 1900-an. Berkat pengurutan DNA, penemuan golongan darah baru telah dipercepat dalam beberapa tahun terakhir.
Peyrard dan rekan-rekannya kini berharap dapat menemukan orang lain dengan golongan darah yang sama.
"Menemukan golongan darah baru berarti menawarkan perawatan yang lebih baik kepada pasien dengan golongan darah langka," kata EFS.
(Rahman Asmardika)