BEIJING - Nvidia akan meluncurkan chipset kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru dengan harga murah untuk pasar China. Chipset itu paling cepat akan diproduksi massal bulan depan.
GPU atau unit pemprosesan grafis tersebut akan menjadi bagian dari prosesor AI berarsitektur Blackwell generasi terbaru Nvidia. Chipset itu diperkirakan dibanderol USD6.500-8.000 sekira Rp105-130 juta. Perkiraan ini jauh di bawah banderol H20 yang dijual seharga USD10-12 ribu sekitar Rp162-195 juta, menurut dua sumber sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (25/5/2025).
Harga tersebut mencerminkan spesifikasi lebih rendah dan persyaratan manufaktur lebih sederhana.
Ini akan didasarkan pada RTX Pro 6000D Nvidia, prosesor grafis kelas server dan akan menggunakan memori GDDR7 konvensional, bukan memori bandwidth tinggi yang lebih canggih. Itu sebagaimana disampaikan kata kedua sumber tersebut.
Mereka menambahkan, perusahaan itu tidak akan menggunakan teknologi pengemasan Chip-on-Wafer-on-Substrate (CoWoS) canggih milik Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.
Harga, spesifikasi, dan waktu produksi chip baru tersebut belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Seorang juru bicara Nvidia mengatakan, perusahaan tersebut masih mengevaluasi opsi "terbatas"-nya.
"Sampai kami memutuskan desain produk baru dan menerima persetujuan dari pemerintah AS, kami secara efektif akan disita dari pasar pusat data China senilai USD50 miliar," ujarnya.
TSMC menolak berkomentar.
China tetap menjadi pasar yang besar bagi Nvidia, yang mencakup 13% dari penjualannya pada tahun keuangan lalu. Ini adalah ketiga kalinya Nvidia harus menyesuaikan GPU untuk China, setelah pembatasan dari otoritas AS.
Setelah AS melarang H20 pada April, Nvidia awalnya mempertimbangkan mengembangkan versi H20 yang lebih rendah untuk China. Namun, rencana itu tidak berhasil.
Minggu lalu, CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan, arsitektur Hopper lama milik perusahaan - yang digunakan H20 - tidak dapat lagi mengakomodasi modifikasi lebih lanjut berdasarkan pembatasan ekspor AS saat ini.
Reuters tidak dapat menentukan nama akhir produk tersebut.
Menurut dua sumber, Nvidia juga sedang mengembangkan chip arsitektur Blackwell lainnya untuk China yang akan mulai diproduksi paling cepat pada September.
Pangsa pasar Nvidia di China telah anjlok dari 95% sebelum 2022, ketika pembatasan ekspor AS yang berdampak pada produknya dimulai, menjadi 50% saat ini, kata Huang kepada wartawan di Taipei minggu ini.
Pesaing utamanya adalah Huawei yang memproduksi chip Ascend 910B.
Huang memperingatkan, jika pembatasan ekspor AS berlanjut, lebih banyak pelanggan China akan membeli chip Huawei.
(Erha Aprili Ramadhoni)