JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan ditangkap atas dugaan korupsi mengoplos Pertalite untuk dijual sebagai BBM Pertamax. Hal ini membuat negara rugi hingga Rp197 triliun.
Diketahui, bahan bakar oplosan sangat berbahaya bagi mesin kendaraan. Bahkan, bisa menyebabkan kerusakan serius jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Ini membuat pemilik kendaraan harus merogoh kocek dalam-dalam untuk melakukan perbaikan.
"Jangan sampai niat kalian mengisi bahan bakar, malah berujung pada kendaraan yang masuk bengkel. Apalagi harus merogoh kocek dalam untuk memperbaikinya," bunyi keterangan resmi Wahana Honda.
Melalui keterangan tertulis, Wahana Honda memberikan beberapa cara sederhana untuk membedakan BBM asli dan oplosan, seperti berikut:
Carannya sederhana, hanya perlu memasukkan jari tangan kalian tersebut ke dalam bensin yang dijual. Tunggu beberapa detik dan amati bagaimana penguapan yang terjadi pada bahan bakar di jari.
Jika bensin cepat hilang atau mengering, maka hal tersebut adalah tanda kalau bahan bakar tersebut murni. Apabila sebaliknya, beberapa detik tidak ada perubahan dan meninggalkan zat sisa, itu adalah indikator bensin oplosan.
Perlu diketahui, bensin merupakan benda yang cepat menguap. Karena itu, tempat penyimpanan di tangki bahan bakar kendaraan dibuat rapat dan kedap udara.
Cara lain yang juga bisa digunakan untuk menguji hal ini adalah dengan media koran. Pengunaan koran untuk megetahui mana bensin oplosan dan murni adalah dengan melihat tulisan yang ada di benda tersebut bisa dibaca atau tidak.
Ketika bensin oplosan atau telah dicampur, akan menjadikan sebuah tulisan di koran luntur. Pasalnya, kebayakan pengoplos mengunkan miyak tanah sebagai bahan campuran. Sehingga, tinta di koran tidak tahan dengan bahan tersebut.
Sedangkan kalau bisa untuk dibaca, maka hal tersebut adalah tanda bahan bakar itu benar-benar murni.