Banyak perusahaan diperkirakan akan menyederhanakan sistem keamanan mereka dengan mengadopsi platform terpadu. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas menyeluruh terhadap ancaman.
Komputasi kuantum diprediksi membawa risiko baru, terutama terkait taktik "harvest now, decrypt later" yang menargetkan data sensitif. Organisasi perlu segera mengadopsi standar keamanan quantum-resistant untuk mengantisipasi ancaman ini.
Dalam membahas tentang prediksi keamanan siber ini, Palo Alto Networks mengadakan sesi diskusi virtual pada Selasa, 14 Januari 2025, pukul 10.30 hingga 12.00 WIB. Acara ini menghadirkan narasumber seperti Steven Scheurmann selaku Regional VP ASEAN, Adi Rusli sebagai Country Manager Indonesia, serta Arthur Siahaan yang merupakan Technical Solutions Manager Indonesia.
Lima tren ini menunjukkan pentingnya kesiapan organisasi dalam menghadapi tantangan baru di dunia digital. Seperti disampaikan Palo Alto Networks, inovasi dan adaptasi adalah kunci untuk bertahan di era keamanan siber yang semakin kompleks.
(Rahman Asmardika)