Di sisi lain, Tenaga Puskesmas Dinoyo Budi Ari Bowo menyatakan, inovasi robot Bytorium berbasis teknologi AI ini diinisiasi dirinya melihat antrean yang panjang di puskesmas. Saat itu warga banyak mengeluh akan panjangnya antrean, hingga menghambat pelayanan.
"Ada banyak sekali antrean-antrean yang tidak terakomodir, banyak pasien-pasien yang mengkomplain, karena antrean tidak transparan, ada titipan dan sebagainya. Inilah salah satu jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat, bawa antrian transparan," ucap Budi Ari Bowo.
Dari sanalah ia berpikir untuk menciptakan teknologi digital, supaya memperlancar layanan. Ia lantas menggunakan smartphone milik anaknya yang rusak, dari smartphone rusak yang diperbaiki itulah akhirnya robot kendali pelayanan pasien diciptakan. Sedangkan badan robotnya ia buat dengan print 3 D sendiri, sehingga memunculkan bentuk unik dan menarik perhatian.
"Trial errornya selama satu tahun. Ini dioperasikan sejak Oktober 2023, masih prototipe. Alatnya semuanya dapat, CPU dapat dari puskesmas, mikrofon saya belikan murah yang Rp40 ribu itu. Ini saya kira robot AI pertama untuk layanan puskesmas," tuturnya.
Awalnya untuk jaringan internet robot itu, menggunakan jaringan internet dari puskesmas. Tapi karena kurang maksimal dan ada perhatian darı Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, akhirnya Dinkes bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang menyediakan jaringan internetnya sendiri.
"Jadi ini jaringan internetnya khusus, hanya melayani Bytorium saja, (jaringan internet) disupport Diskominfo dan dr. Husnul darı Dinkes Kota Malang. Kecepatannya 20 Mbps itu cukup aman dipakai untuk robot saja. Kalau untuk server domainnya saya sewa secara pribadi," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)