Baru-baru ini, Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS memperkenalkan kontrol ekspor baru yang menargetkan komputer kuantum, peralatan pembuatan chip canggih, dan teknologi GAAFET untuk superkomputer.
BIS menekankan upayanya membangun koalisi internasional dengan 38 negara guna meningkatkan kontrol ekspor dan melemahkan kemampuan militer Rusia, bersama dengan sekutunya Belarusia dan Iran.
Meski China tidak disebutkan secara eksplisit, pembatasan tersebut tampaknya ditujukan kepadanya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengkritik AS karena menjadikan isu ekonomi sebagai senjata dan mengganggu rantai pasokan global.
(Rahman Asmardika)