JAKARTA - Mobil listrik semakin digemari di dunia. Penjualan mobil listrik baik berbasis battery electric vehicle (BEV) maupun plug ini hybrid (PHEV) secara global pada naik hingga 21 persen per tahun pada Juli 2024.
Melansir Reuters, Selasa (13/8/2024), firma riset pasar Rho Motion mengungkapkan, naiknya penjualan mobil listrik secara global ini berkat pertumbuhan di China. Pertumbuhan mobil listrik di China naik di tengah turunnya permintaan di Eropa.
Diketahui, pada Juli, Uni Eropa memberlakukan tarif sementara atas impor mobil listrik buatan China. BYD menghadapi bea masuk sebesar 17,4%, Geely 19,9%, dan SAIC 37,6%.
Manajer Data Rho Motion, Charles Lester, mengatakan, di Uni Eropa, MG Motor, yang dimiliki SAIC Motor Corp China diperkirakan paling terpukul oleh tarif sementara yang dikenakan pada kendaraan listrik yang diimpor dari China.
Lester melanjutkan, dampak tarif tersebut seharusnya lebih kecil dibandingkan Tesla yang dapat berproduksi di pabriknya di Berlin, Jerman dan raksasa mobil listrik China lainnya yakni BYD, yang kehadirannya di Eropa masih kecil.
Secara statistik dari data Rho Motion, kendaraan listrik, baik battery electric vehicle (BEV) maupun PHEV terjual sebanyak 1,35 juta unit hingga Juli. Sebanyak 0,88 juta unit di antaranya berada di China. Angka itu naik 31 persen secara year on year.
PHEV yang terjual di China dalam tujuh bulan pertama 2024 naik 70% dari tahun lalu.