LONDON - Krisis IT melanda secara global mengakibatkan kekacauan. Kejadian ini mengakibatkan para penumpang tidur di Bandara Heathrow, Inggris, menyusul penundaan dan pembatalan penerbangan secara berjam-jam di tengah liburan musim panas.
Melansir Dailymail, Sabtu (20/7/2024). salah satu pendiri dan CEO perusahaan CrowdStrike yang berbasis di Texas, George Kurtz, mengakui bertanggung jawab atas pemadaman listrik. Pemadaman listrik ini menghentikan janji temu dengan dokter umum dan menciptakan kekacauan online untuk program perbankan dan layanan kesehatan. Kehancuran ini disebabkan kesalahan dalam perangkat lunak keamanan cyber yang dibuat oleh perusahaan yang menyebabkan jutaan komputer yang menjalankan Microsoft Windows tiba-tiba crash pada Jumat pagi.
Ratusan penerbangan dibatalkan di bandara-bandara Inggris kemarin. Gangguan tersebut akan terus berlanjut selama akhir pekan dan merusak liburan musim panas setelah pesawat dan awaknya 'keluar dari posisinya'.
Orang-orang yang terdampar di Heathrow terlihat tidur malam di kursi plastik bandara. Sementara yang lain bersandar pada koper mereka untuk mendapatkan kenyamanan.
Seorang penumpang Jessica Lee, mengaku terjebak dalam antrean bandara selama berjam-jam pada hari Jumat.
"TUI telah membatalkan seluruh paket liburan kami ke Rhodes termasuk hotel setelah 9/10 jam menunggu di bandara Manchester.
," katanya kepada MailOnline, dikutip Sabtu (20/7/2024).
"Ini benar-benar hari yang buruk dan kami tidak tahu harus berbuat apa,' kata Jessica.
Sementara itu, para penumpang terjebak di stasiun kereta api di seluruh negeri. Ratusan atusan penumpang terdampar di terminal Euston London hingga larut malam.
Dalam video yang dibagikan di media sosial, penumpang yang cemas terlihat berdiri di Euston mengamati papan keberangkatan kereta sambil menunggu kabar tentang bagaimana mereka dapat melakukan perjalanan selanjutnya.
Wisatawan yang berharap untuk menikmati hari terpanas sepanjang tahun malah terjebak di dalam karena kesalahan teknis yang menyebabkan penundaan perjalanan yang sangat besar.
Sekitar 200.000 orang diperkirakan terkena penundaan dan pembatalan yang disebabkan oleh kesalahan TI, dengan banyak perusahaan asuransi perjalanan menolak membayar untuk mengatur ulang liburan.
CrowdStrike mengeluarkan permintaan maaf yang mendalam setelah kesalahan tersebut melumpuhkan maskapai penerbangan, bandara, lembaga penyiaran, NHS, layanan kereta api, dan platform investasi.
(Erha Aprili Ramadhoni)