Di atmosfer, udara yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air, sehingga menimbulkan suhu yang lebih panas lagi, sehingga menciptakan perbedaan suhu udara yang menyebabkan turbulensi.
Tidak hanya itu, turbulensi juga disebabkan oleh badai petir, yang juga semakin sering akibat perubahan iklim. Ada juga turbulensi yang tidak berkaitan dengan badai, yang sulit untuk diprediksi oleh pilot, yang disebut sebagai “turbulensi tak terihat”.
Sebagaimana turbulensi lainnya, turbulensi tak terlihat ini juga diprediksi akan semakin sering terjadi, karena perubahan iklim, bahkan pada 2050 diperkirakan akan terjadi empat kali lipat lebih sering.
Turbulensi terjadi di seluruh dunia dan paling sering dirasakan di dekat pegunungan dan tepi aliran jet.
Teknologi Hadapi Turbulensi
Teknologi untuk mendeteksi turbulensi semakin baik, dan inovasi baru terus bermunculan. Pilot saat ini dapat menggunakan prakiraan turbulensi, yang menunjukkan rute paling mulus yang harus diambil. Dan turbulensi yang disebabkan oleh cuaca badai sering kali diidentifikasi oleh pusat cuaca, satelit, serta sensor dan radar di darat.
Di sisi lain, turbulensi udara jernih masih sulit diprediksi secara pasti. Namun perkembangan teknologi lidar, meskipun masih mahal dan terlalu rumit untuk dipraktikkan, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.
(Rahman Asmardika)