“Suaranya lebih halus, tidak bising dan mengganggu. Saya naiki motor ini ke jalanan dan hampir gak dengar suaraa apapun,” lanjutnya.
Selain suara motor yang lebih halus, yang menjadi perhatian Tari adalah soal kehematan. Dia tidak perlu repot antri bensin. Tak hanya itu, ‘body’ motor juga menjadi perhatian. Tari ‘kesengsem’ dengan model motor listrik AHM yang trendi, imut dan ringan.
Dia merasa semua lini yang ada di motor listrik menjadi benefit atau keuntungan bagi dirinya. Gadis yang membantu sang ayah di perusahaan konstruksi ini menilai kehadiran motor listrik EM1: ini sangat ramah dan nyaman untuk wanita seperti dirinya.
Tak hanya dia, sang ibu juga merasakan kenyamanan itu. Sebagai bentuk antisipasi, Tari selalu memastikan mengisi daya baterai motor listrik agar tidak kosong di jalan. Dia tidak ingin kehabisan daya saat di jalan. Kendati demikian, dia mengetahui jika Honda Care yang tersebar cukup banyak di Bali akan selalu ada untuk hal darurat atau emergensi.
Daya yang diisi hampir empat jam untuk mendapatkan daya yang penuh atau full.
Paling jauh dia mengendari motor listrik ini dengan jarak 7 kilometer dari Ubung, Denpasar utara ke Gajah Mada di Denpasar kota.
Lalu apa kelemahan motor listrik yang dirasakan Tari? Dia menilai tak terlalu berarti banyak. “Lonjakan listrik gak terlalu tinggi di rumah saat mengisi daya dan yang penting kita jaga-jaga pastikan daya full sebelum pergi,” pungkasnya.
(Susi Susanti)