Yang paling aneh, para ilmuwan menemukan bahwa hembusan gasnya mengandung kristal emas metalik kecil, yang ukurannya tidak lebih dari 20 mikrometer. Dalam satu hari, diperkirakan gunung berapi tersebut memuntahkan sekira 80 gram emas – yang bernilai sekitar USD6000 (sekira Rp95 juta).
Debu emas menyebar jauh dan luas. Peneliti Antartika telah mendeteksi jejak emas di udara sekra 1.000 kilometer (621 mil) dari gunung berapi.
Namun, gunung berapi ini mungkin paling terkenal karena bencana Gunung Erebus. Pada 28 November 1979, Air New Zealand Penerbangan 901 terbang langsung ke sisi gunung berapi, menewaskan 257 orang di dalamnya.
Penerbangan tersebut merupakan bagian dari program Air New Zealand yang memungkinkan penumpang melakukan perjalanan wisata selama 11 jam dari Auckland ke Antartika dan kemudian kembali ke Selandia Baru.
Hari penting pada November 1979 itu berawan, namun tur udara tetap berjalan. Seperti dilansir BBC, pilot Kapten Jim Collins berusaha menurunkan pesawat hingga ketinggian sekira 610 meter (2.000 kaki) dengan cara berputar ke bawah dalam dua putaran besar. Selama manuver, sebelum jam 1 siang, pesawat tersebut menabrak sisi Gunung Erebus dan menewaskan semua orang di dalamnya, kemungkinan besar dalam sekejap.
Di lokasi kecelakaan, kru penyelamat menemukan beberapa kamera penumpang yang masih berisi film utuh. Foto-foto mereka, beberapa diambil beberapa detik sebelum tabrakan, menunjukkan jarak pandang cukup baik pada saat kecelakaan terjadi dan pesawat berada jauh di bawah awan, sehingga mengesampingkan kemungkinan bahwa gunung berapi tersebut tertutup oleh awan tebal.