Jika dibuat persentase, penjualan mobil listrik hanya berkontribusi sekitar 1,7% dari total realisasi penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2023 lalu, mencapai 1 juta unit secara wholesales. Menurut ABeam Consulting menyebutkan, Indonesia merupakan pasar mobil terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara.
Namun, penerapan Kendaraan Listrik Berbaterai (BEV) di Indonesia masih terbatas, karena hanya menyumbang 1% dari total penjualan. "Jumlah tersebut masih di bawah adopsi global sebesar 14% bahkan di bawah tingkat adopsi di Asia Tenggara yang sebesar 2%," tulis ABeam dalam laporan yang dirilis beberapa waktu lalu.
Harapan memperluas pasar mobil listrik itu bisa saja terjadi melihat bagaimana merek China bermain di segmen yang cukup lebar. Seperti BYD yang langsung datang dengan tiga model yaitu Seal, Atto3, dan Dolphin, dengan ranges harga berbeda. Head of Marketing BYD Motor Indonesia Luther T. Pandjaitan mengatakan bahwa selama ini, konsumen di Indonesia dihadapkan pada harga kendaraan listrik yang mungkin kurang bisa dijangkau pasar.
Karena itu, pihaknya langsung membawa tiga model berbeda. "Banyak yang bertanya kenapa kami tidak fokus pada satu model. Kami justru melihat produk line up yang kami bawa sekarang ini di satu sisi mengisi potensi varian yang tidak dimiliki merek sebelumnya," kata Luther.
Sedangkan, Ketua I Gabungan Industri Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto menjelaskan persaingan pasar mobil listrik makin ketat justru semakin bagus untuk konsumen sehingga memiliki banyak pilihan.
(Maruf El Rumi)