“Sinar laser berkualitas buruk dapat beralih dengan sangat cepat saat sinar tersebut merambat dan tidak dapat memberikan jumlah energi yang berfokus pada target." ujar penulis utama Stephen Warren-Smith dan Linh Nguyen, peneliti di University of South Australia's Future Industries Institute.
"Kami memiliki cara untuk mengendalikan sifat cahaya dalam serat tersebut sehingga muncul sebagai titik fokus yang dapat diubah menjadi sinar sempit berkualitas tinggi.”
Pada penelitian yang didanai oleh Angkatan Udara AS ini, para peneliti mengungkapkan bahwa bukan berarti teknologi tersebut dapat digunakan untuk membuat Death Star, --pesawat penghacur di film Star Wars.
Sebaliknya, kemungkinan besar teknologi ini akan digunakan untuk menonaktifkan drone otomatis. Senjata laser ini menyediakan amunisi yang hampir tidak terbatas dengan listrik sebagai satu-satunya sumber energi. (Hana Mufidah)
(Saliki Dwi Saputra )