Keistimewaan Jaringan 6G
Jaringan 6G mampu menyediakan kapasitas yang lebih tinggi dengan latensi yang jauh lebih rendah ketimbang 4G atau 5G. Kemudian tingkat kapasitas dan latensi akan mendukung konektivitas nirkabel, kognisi, penginderaan, dan pencitraan.
Cara kerja jaringan 6G adalah dengan menggunakan frekuensi yang berbeda untuk mengukur penyerapan dan menyesuaikan frekuensi yang sesuai. Hal ini dapat terjadi ketika atom dan molekul memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik.
6G dioperasikan menggunakan akses radio terdistribusi (RAN) dan spektrum terahertz (THz) yang lebih tinggi. Hal ini akan meningkatan pembagian spektrum untuk setiap perangkat.
Dengan jariangan 6G, titik akses akan mampu melayani banyak akses ganda pembagian frekuensi orthogonal secara bersamaan. Teknologi 6G juga sangat membantu infrastruktur komputasi secara lebih baik, baik soal penyimpanan, pemrosesan, dan berbagi data.
Sampai saat ini belum ada yang tahu persis seberapa cepat 6G akan bekerja karena semua pengujian saat ini dilakukan dengan teknologi yang belum terstandardisasi.
Tapi pada Februari 2023, sebuah penelitian di China mengklaim telah mentransmisikan data dengan kecepatan 1 Tbps dalam jarak 1 kilometer. Kecepatan tersebut masing-masing 20 dan 100 kali lebih tinggi dari kecepatan puncak 5G secara teoritis.
Tantangan di Indonesia
Indonesia sendiri masih dalam tahap awal mengembangkan jaringan 6G, yakni melakukan berbagai penelitian dan pengembangan. Meski diharapkan bisa meluncur pada 2030 mentadang, namun masih banyak tantangan yang harus dilalui, mulai dari ketersedian frekuensi radio yang tidak cukup, keamanan jaringan, dan invesitasi besar untuk membangun jaringan 6G.
(Saliki Dwi Saputra )