Studi dilakukan dengan membombardir irisan tipis air yang diapit di antara dua lapisan berlian dengan laser yang sangat kuat. Gelombang kejut yang diberikan berturut-turut meningkatkan tekanan hingga 200 GPa (2 juta atmosfer) dan suhu hingga sekitar 5.000 K (8.500 °F) – lebih panas dari suhu percobaan tahun 2019, tetapi pada tekanan yang lebih rendah.
Pola difraksi yang dihasilkan akhirnya mengonfirmasi bahwa kristal es tersebut merupakan fase baru yang berbeda dari es superionik yang diamati pada tahun 2019. Es superionik yang baru ditemukan dan diberi label Ice XIX ini diketahui memiliki struktur kubik berpusat pada tubuh dengan peningkatan konduktivitas lebih tinggi dibandingkan pendahulunya pada tahun 2019, Ice XVIII.
Peningkatan konduktivitas lapisan es superionik terbaru yang mencair pada suhu panas ekstrim ini kemudian disimpulkan akan mendorong terbentuknya medan magnet multipolar yang miring seperti yang berasal dari Uranus dan Neptunus. (Chasna Alifia Sya’bana)
(Saliki Dwi Saputra )