MISI eksplorasi yang dilakukan dengan teleskop Gaia berhasil menemukan lebih dari 500.000 bintang yang belum ditemukan sebelumnya. Sejumlah pihak bahkan menyebutnya sebagai tambang bintang.
Seperti dilansir dari Space pada Jumat (13/10/2023), temuan ini berisi lebih dari setengah juta bintang redup baru, lebih dari 380 quasar berlensa gravitasi baru, dan lebih dari 150.000 asteroid yang berposisi di tata surya.
Peta bintang yang sepenuhnya baru ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk terus menggali lebih dalam sejarah kosmik. Rilisan baru ini juga bakal mengisi beberapa celah penting dalam peta tersebut saat peta terbentuk.
Menurut operator Gaia, Badan Antariksa Eropa (ESA), data baru ini memberikan ilmu pengetahuan dan temuan yang menarik dan tidak terduga yang jauh melampaui apa yang awalnya dirancang untuk ditemukan.
Kumpulan penelitian baru ini dibangun berdasarkan Rilis Data ketiga (DR3) dari Gaia yang diterbitkan pada Juni 2022. Meskipun komprehensif, DR3 berisi celah di langit yang belum dipetakan oleh teleskop luar angkasa.
Contoh khusus dari hal ini adalah gugus bola, yang merupakan salah satu objek tertua di alam semesta dengan inti bintang terang yang berkelompok padat sehingga dapat membuat teleskop kewalahan untuk mempelajarinya.
"Di Omega Centauri, kami menemukan lebih dari setengah juta bintang baru yang belum pernah dilihat Gaia , hanya dari satu gugus!" kata penulis utama penelitian dan anggota kolaborasi Gaia Katja Weingrill.
Gaia sendiri mengamati Omega Centauri dengan mode khusus yang memungkinkannya melihat petak langit yang lebih luas di sekitar inti gugus bola setiap kali ia terlihat. Gaia tidak hanya berfokus pada bintang tunggal di dalam gugus.
Meskipun data baru ini telah membantu mengisi beberapa wilayah yang belum dijelajahi dalam peta 3D Bima Sakti Gaia, data ini menarik bagi para ilmuwan karena membantu memodelkan gugus bola Omega Centauri dengan lebih baik.
“Data kami memungkinkan kami mendeteksi bintang-bintang yang jaraknya terlalu berdekatan untuk dapat diukur secara tepat dalam jalur pipa reguler Gaia,” tambah rekan penulis penelitian dan anggota Kolaborasi Gaia, Alexei Mints.
"Dengan data baru ini, kita dapat mempelajari struktur gugus, bagaimana bintang-bintang penyusunnya didistribusikan, bagaimana mereka bergerak, dan banyak lagi, menciptakan peta lengkap Omega Centauri berskala besar," pungkasnya.
(Saliki Dwi Saputra )